freeheartfarm.com – Cuaca panas ekstrem dalam sebuah analisis terbaru mengungkapkan 4 miliar orang di seluruh dunia akan merasakannya antara Mei 2024-Mei 2025. Kondisi ini memicu berbagai masalah kesehatan, kerusakan pertanian, hingga kematian. World Weather Attribution bersama Climate Central dan Palang Merah menyatakan gelombang panas membebani sistem energi dan layanan kesehatan global.
“Baca juga : Tangkas X7 Jadi Motor Listrik Ojol dengan Jarak 120 Km”
“Banjir dan badai mungkin lebih sering muncul di berita, tapi panas ekstrem sebenarnya pembunuh paling mematikan,” jelas laporan tersebut. Friederike Otto, pakar iklim Imperial College London, menyebut panas ekstrem sebagai “pembunuh diam-diam” karena dampaknya yang tidak langsung terlihat.
Kelompok rentan seperti lansia, penyandang penyakit kronis, dan masyarakat berpendapatan rendah paling menderita. “Mereka tidak meninggal di jalan, tapi di rumah sakit atau rumah dengan ventilasi buruk,” tambah Otto.
Analisis menunjukkan perubahan iklim telah menggandakan frekuensi hari panas ekstrem di hampir semua negara. Beberapa wilayah mencatat suhu ekstrim:
- Asia Tengah (Maret 2024)
- Sudan Selatan (Februari 2024)
- Kawasan Mediterania (Juli 2024)
5 Daerah Paling Terdampak 2025:
- China Utara – Suhu jalan mencapai 70°C, Zhengzhou 41°C
- Pakistan – Suhu melonjak hingga 49°C
- Thailand – 32 kasus penyakit terkait panas, prediksi suhu 52°C
- California – Central Valley melebihi 37,78°C
- Spanyol – Peringatan gelombang panas untuk wisatawan
Ilmuwan memprediksi 2025 berpotensi memecahkan rekor suhu global. Saat ini, bumi sudah 1,4°C lebih panas dibanding era pra-industri. Richard Betts dari UK Met Office memperingatkan lima tahun ke depan akan membawa risiko gelombang panas lebih parah.
“Kita akan melihat lebih banyak kematian, kebakaran hutan hebat, dan pencairan es kutub yang semakin cepat,” ujar Betts. Kutub Utara kini memanas 3,5 kali lebih cepat daripada wilayah lain.
Rob Jackson dari Stanford University menegaskan, “Rekor suhu baru sudah menjadi hal biasa.” Tahun 2024 sendiri tercatat sebagai tahun terpanas dalam sejarah modern. Para ahli menyatakan pola ini akan terus berlanjut seiring pengaruh perubahan iklim dan fenomena El Niño.
Dampak Utama Panas Ekstrem:
- Meningkatnya kasus dehidrasi dan heat stroke
- Gagal panen dan krisis pangan
- Pemadaman listrik akibat beban AC
- Kualitas udara memburuk
“Baca juga : Mulai Besok,Diskon Tarif Tol 20 Persen Diberlakukan”
Pemerintah berbagai negara mulai menyiapkan strategi adaptasi, termasuk sistem peringatan dini dan ruang publik ber-AC. Namun para ilmuwan menekankan, solusi jangka panjang harus fokus pada pengurangan emisi gas rumah kaca.