freeheartfarm.com – Hujan Meteor atau yang lebih dikenal dengan fenomena June Bootid akan menghiasi langit Indonesia pada Jumat, 27 Juni 2025, yang bertepatan dengan 1 Muharam 1447 H. Peristiwa langit ini diperkirakan mencapai puncaknya pada malam hingga dini hari, memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk menyaksikan keindahan alam semesta secara langsung.
“Baca juga : Pendaki Asal Brasil Tewas di Jurang Rinjani Kedalaman 600 Meter”
June Bootid merupakan hujan meteor yang terjadi setiap tahun antara 22 Juni hingga 2 Juli. Puncaknya tahun ini jatuh pada malam 26 hingga dini hari 27 Juni. Hujan meteor ini berasal dari partikel debu yang ditinggalkan oleh komet 7P/Pons-Winnecke, yang memiliki diameter sekitar 5 kilometer. Saat Bumi melintasi jejak debu ini, partikel-partikelnya terbakar di atmosfer, menciptakan cahaya terang yang dikenal sebagai meteor atau “bintang jatuh”.
Menurut NASA, setiap hari sekitar 44.000 kilogram partikel luar angkasa memasuki atmosfer Bumi. Saat partikel ini terbakar, mereka menciptakan kilatan cahaya yang bisa diamati tanpa alat bantu. Untuk June Bootid, titik asal meteor atau radiant-nya berada di konstelasi Bootes, itulah sebabnya dinamakan demikian.
Hujan Meteor June Bootid Hiasi Langit Indonesia di Awal Muharam 1447 H
Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika BRIN, Thomas Djamaluddin, menyebut bahwa masyarakat Indonesia bisa mengamati hujan meteor ini pada 26-27 Juni 2025, pukul 22.00 hingga 03.00 WIB. Waktu terbaik untuk mengamatinya adalah setelah senja hingga menjelang fajar, saat langit cukup gelap dan Bulan mendekati fase bulan baru, yang meminimalkan cahaya latar.
Meski demikian, June Bootid tergolong sebagai hujan meteor Kelas III dengan aktivitas yang variatif. Dalam beberapa tahun, hanya satu meteor yang terlihat per jam. Namun, ada kemungkinan langit menyuguhkan kejutan berupa kilatan cahaya yang lebih aktif. Untuk pengalaman terbaik, carilah lokasi gelap dan terbuka, jauh dari polusi cahaya dan bangunan tinggi. Arahkan pandangan ke langit barat, tempat radiant Bootes muncul.
“Baca juga : AS dan Inggris Pernah Gulingkan PM Iran demi Kuasai Minyak”
Dengan meningkatnya minat masyarakat terhadap fenomena astronomi, pengamatan hujan meteor seperti June Bootid tak hanya memperluas wawasan, tetapi juga mempererat koneksi manusia dengan alam semesta.