Perbedaan Bom Atom Dan Hidrogen: Mana Lebih Mematikan?

Perbedaan Bom Atom Dan Hidrogen: Mana Lebih Mematikan?

freeheartfarm.com – Perbedaan bom atom dan hidrogen di beberapa faktor sudah terlihat, seperti bagaimana bom atom menjadi bukti nyata di Hiroshima dan Nagasaki. Diantara ke dua jenis bom ini senjata nuklir era sekarang telah berevolusi dari bom atom sederhana ke bom hidrogen superkuat. Bom hidrogen dinilai memiliki daya hancur ribuan kali lebih besar. 

“Baca juga : Hujan Meteor June Bootid Hiasi Langit di 1 Muharam”

Berikut perbedaan mendasarnya:

1. Prinsip Kerja: Fisi vs Fusi

  • Bom atom menggunakan reaksi fisi (pemecahan inti atom uranium/plutonium)
  • Bom hidrogen mengandalkan fusi (penggabungan isotop hidrogen) yang dipicu ledakan bom atom kecil

2. Daya Ledak Ekstrem

Bom Hiroshima (15 kiloton) hancurkan seluruh kota. Bandingkan dengan bom Tsar Rusia (50 megaton) yang setara 3.300 kali lebih kuat. “Satu bom hidrogen bisa memusnahkan metropolitan seukuran Jakarta,” jelas Dr. Hans Kristensen, pakar nuklir FAS.

3. Kompleksitas Teknologi

  • Bom atom relatif sederhana
  • Bom hidrogen membutuhkan:
    • Bahan fusi (deuterium/tritium)
    • Sistem pendingin supercanggih
    • Bom atom mini sebagai pemicu

4. Sejarah Penggunaan

  • Bom atom: Dipakai AS di Jepang (1945)
  • Bom hidrogen: Hanya diuji coba (AS, Rusia, Korea Utara)

Dampak Global:

  • Radiasi nuklir bisa bertahan 20.000 tahun
  • Perang nuklir skala penuh berpotensi memicu “nuclear winter”

Bom Atom vs Bom Hidrogen: Perbedaan Mendasar dan Dampak Mematikannya

5. Dampak Lingkungan Jangka Panjang

Bom hidrogen menimbulkan dampak lingkungan lebih masif dibanding bom atom. Ledakannya bisa menyebarkan debu radioaktif hingga stratosfer, memicu hujan asam global. Studi NASA memperkirakan ledakan 100 megaton mampu mengurangi 20% lapisan ozon.

6. Biaya Pengembangan yang Fantastis

  • Bom atom: Biaya pengembangan sekitar $10-20 juta per unit
  • Bom hidrogen: Membutuhkan dana $100-500 juta per unit
    AS telah menghabiskan $5,8 triliun untuk program nuklir sejak 1940 (sumber: Brown University)

7. Ancaman Baru: Mini-Nukes

Negara seperti AS dan Rusia kini mengembangkan senjata nuklir taktis berdaya ledak 0,3-50 kiloton. Meski “kecil”, tetap 2-20x lebih kuat dari bom Hiroshima.

Kedua senjata ini sama-sama mengerikan. Perbedaan utamanya terletak pada skala kehancuran dan tingkat teknologi. Dunia kini berusaha mencegah penggunaannya melalui Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir.

“Senjata nuklir generasi baru justru lebih berbahaya karena meningkatkan risiko eskalasi konflik,” tegas Dr. Ira Helfand, peraih Nobel Perdamaian 2017.

“Baca juga : Transjakarta Uji Coba Bus Listrik High Deck Terbaru”

Dengan perkembangan teknologi ini, dunia membutuhkan pengawasan internasional lebih ketat untuk mencegah malapetaka kemanusiaan.